Tragis; Pertumbuhan Ekonomi Naik, Petani Kopra Menjerit
Pertumbuhan ekonomi Minahasa Selatan akhir ini dilaporkan naik sebesar 8,9 persen dari data statistik Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan. Angka ini disebut-sebut sebagai angka yang membuat pertumbuhan ekonomi di Minahasa Selatan merupakan yang terpesat di Sulawesi Utara.
Kita harus mengerti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah itu dihitung berdasarkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun sebelumnya dikurangi dengan PAD tahun sekarang kemudian hasilnya dikalikan dengan PAD tahun sekarang lalu dibagi dengan prosentase 100% maka hasilnya adalah angka prosentase pertumbuhan ekonomi. Singkatnya seperti ini : (PAD 2011- PAD 2012) : PAD 2012 x 100% = PERTUMBUHAN EKONOMI MINAHASA SELATAN (%).
Kita harus mengerti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah itu dihitung berdasarkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun sebelumnya dikurangi dengan PAD tahun sekarang kemudian hasilnya dikalikan dengan PAD tahun sekarang lalu dibagi dengan prosentase 100% maka hasilnya adalah angka prosentase pertumbuhan ekonomi. Singkatnya seperti ini : (PAD 2011- PAD 2012) : PAD 2012 x 100% = PERTUMBUHAN EKONOMI MINAHASA SELATAN (%).
Lalu bagaimana caranya untuk menghitung PAD? Caranya adalah dengan mengetahui berapa besar angka konsumsi masyarakat (C), simpanan (S), investasi (I), pajak (Tx), belanja pemerintah(GE), ekspor (Ex), dan impor (Im). Secara singkat rumusnya adalah : PAD = C+S+I+(Ex-Im)+(Tx-GE). Wah, bagimana ini rumus? stenga mati kang? hehehehehe... Tantu kalo PNS lulusan sarjana pendidikan ato sarjana selain sarjana ekonomi pasti nentau rumus ini. Bae joh qt calon sarjana ekonomi, hehehehee...
Laporan yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Minahasa Selatan itu sampai 8,9% merupakan angka luar biasa bagi para ekonom dan investor juga pemerintah. Semua komponen dari rumus PAD di atas itu ada syaratnya, yaitu peningkatan tenaga kerja, stabilnya jumlah uang beredar di masyarakat, kurangnya jumlah pengangguran, pendapatan masyarakat meningkat, kemiskinan berkurang, serta lainnya. Bisa saja PAD bertambah karena kondisi diatas tidak tercapai. Yaitu melalui suntikan investasi asing, dan tentu pajak. Kemudian dengan meminimalkan pengeluaran pemerintah (kurang proyek).
Kondisi ekonomi Minahasa Selatan di atas kertas memang bertumbuh pesat dibanding daerah-daerah lainnya. Namun coba kita lihat disekitar kita. Petani kopra menjerit karena harga kopra turun drastis dari angka Rp 4200/Kg menjadi Rp 3200/Kg dan akan terus mengalami penurunan harga.
Hal tersebut membuat para petani kopra semakin sulit untuk memperoleh pengahasilan yang wajar dari kopra. Petani korpa harus bekerja ekstra menambah produksi untuk memperoleh pendapatan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hal tersebut membuat para petani kopra semakin sulit untuk memperoleh pengahasilan yang wajar dari kopra. Petani korpa harus bekerja ekstra menambah produksi untuk memperoleh pendapatan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ada apa dengan peermainan harga ini? Apakah ada permainan harga antara pemerintah kabupaten dengan pihak lain untuk menurunkan harga kopra? atau harga kopra sengaja diturunkan atas kerjasama pemerintah dengan pihak asing agar petani kopra beralih profesi? dan kemudian pihak asing menawarkan pembayaran tanah (lahan kelapa milik petani kopra) untuk membangun pabrik, perusahaan dan lainnya dengan harga mahal?
Saya curiga dengan angka ekonomi di atas kertas dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan. Jangan-jangan hanya satu atau dua komponen yang ditingkatkan (Kage kwa tambah investasi asing deng tambah pajak dan retribusi) lalu mengabaikan komponen kesejahteraan masyarakat.
Pengangguran di Minahasa Selatan saja sangat banyak. Mereka kemudian pergi ke daerah lain seperti Manado, Minahasa Utara, dan Bitung untuk bekerja. Banyak pekerja asal Minahasa Selatan di daerah lain di Sulawesi Utara dan luar Sulawesi Utara. Ini terjadi karena di Minahasa Selatan sangat minim lapangan kerja. Hanya PNS yang bisa sejahtera (Itupun kalau satu partai dengan pemerintah).
Kondisi ini harus dipelajari lagi. Apakah pemerintah kabupaten Minahasa Selatan memperhatikan kondisi ekonomi rill dibanding dengan kondisi ekonomi dalam angka. Kita sebagai masyarakat Minahasa Selatan harus cerdas meminta transparansi dari pemerintah kabupaten dalam hal data yang valid tentang indikator ekonomi serta PAD Minahasa Selatan. Jangan-jangan kita ditipu dengan permainan angka ekonomi.
Marilah segenap masyarakat Minahasa Selatan bersatu untuk membangun Minahasa Selatan yang sejahtera, makmur, dan BERDIRI DI ATAS KAKI SENDIRI (BERDIKARI) bukan karena intervensi pihak kapitalis asing.