Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masuk Partai Atau Tetap Parlemen Jalanan

Menjelang pemilihan umum 2014 nanti banyak partai yang melirik para mahasiswa dan pemuda yang potensial dibidang politik. Dengan menggerakkan organisasi sayap masing-masing partai mencoba bermainm dalam dunia politik dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa dan pemuda. Sehingga banyak sekali dari para mahasiswa dan pemuda yang tergiur dengan tawaran partai politik dengan iming-iming jabatan strategis serta jaringan yang luas.

Teman-teman saya banyak yang masuk partai. Mereka mungkin memikirkan bergerak bersama partai akan lebih banyak keuntungannya daripada kerugiannya. Saya belum melihat itu. Meski dalam organisasi ekstra kampus banyak yang menjadi bagian dari partai (afiliasi) namun saya tidak melihat adanya perubahan yang dilakukan oleh mereka di Universitas.

Tahun 2011 lalu saya diajak oleh dua organisasi afiliasi partai yang sama. Yang satu berbasis kepemudaan yang satu lagi berbasis kemahasiswaan. Pada 2012 saya juga sempat diajak seorang rekan untuk terlibat dalam sebuah partai besar, saya belum memberikan jawaban pasti. Karena saya masih skeptis dengan partai politik, atau lebih tepatnya masih alergi dengan partai politik.
Untuk saat ini saya masih memikul jabatan sebagai anggota parlemen jalanan. Sebuah sebutan untuk orang-orang yang terlibat dalam politik tapi bukan anggota partai. Atau lebih tepatnya parlemen jalanan ini adalah sebagai barisan non-partai yang bergerak sebagai bentuk anti-partai. Dalam pandangan seorang parlemen jalanan, semua partai politik sama saja. Anggota partai yang menyebut diri parlemen jalanan itu sungguh miris dan lebih cocok disebut sebagai barisan sakit hati dalam panggung politik.

Posting Komentar untuk "Masuk Partai Atau Tetap Parlemen Jalanan"