Sumpah Pemuda Rekayasa Yamin
![]() |
Temuan seorang sejarawan asal Medan tentang peristiwa 1928 membuat beberapa keraguan tentang keaslian sejarah sumpah pemuda. Adalah Erond Damanik, sejarawan asal Medan ini menemukan beberapa kejanggalan dengan dokumen sejarah peristiwa 1928 tersebut.
Menurutnya, kata "Soempah" tidak ditemukan dalam keseluruhan teks yang dikenal dengan sumpah pemuda sekarang ini, tetapi teks itu hanya menuliskan "poetoesan congres" yang artinya pemuda masa itu tidak melakukan sumpah, tapi hanya melakukan kongres dan hasil-hasil kongres itu disebut sebagai putusan-putusan kongres pemuda Indonesia.
Peneliti sejarah dari Universitas Negeri Medan ini kemudian menuding Muhammad Yamin sebagai dalang dari pembelokan istilah tersebut. Erond menyatakan bahwa pembelokan itu bermula dari kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan 28 Oktober 1954. Waktu itu Soekarno turut hadir dalam acara pembukaan kongres.
Yamin dan Soekarno saat itu sedang gencar-gencarnya melawan ideologi separatisme yang muncul diseluruh belahan bumi Indonesia. Mereka sedang sibuk membangun sebuah simbol yang menjadi bagian dari ideologi ditengah maraknya gerakan separatisme.
Dengan lihai, Yamin membelokan atau mengubah kata "poetoesan congres" menjadi kata "sumpah pemuda". Cara ini digunakan Soekarno dan Yamin untuk melawan gerakan separatisme dengan menyatakan bahwa separatisme itu melanggar sumpah pemuda 1928.
Dari hasil penelitian Erond tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sumpah pemuda itu baru dikenal sejak 1954 di Medan. Dan tentang rekaya yang dibuat oleh Yamin ini adalah salah satu rekayasa sejarah dari beberapa rekayasa yang dilakukannya seperti rekayasa sejarah Majapahit serta sumpah palapa.
singgah sejenak, sambil baca artikel blog ini.
BalasHapus