Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Fenomena Revolusi Industri - Bagian 2 (Berkenalan dengan Revolusi Industri 4.0)

Pada artikel Memahami Fenomena Revolusi Industri sebelumnya, saya sudah membahas tentang periodisasi revolusi industri dari sudut pandang yang berbeda. Yaitu dengan memasukkan sudut pandang ilmu ekonomi, sejarah, dan sedikit unsur politik internasional. Pada artikel ini juga akan memadukan tiga unsur itu dengan sedikit memberikan perhatian pada sudut pandang humanisme.

Untuk memahami revolusi industri jilid 4 ini kita tidak perlu khawatir dengan masalah kekurangan informasi sebab fenomena ini sudah dan sementara terjadi. Tidak ada informasi yang tertutup tentang fenomena revolusi industri 4.0 ini. Kita bisa menemukannya dalam berbagai platform digital maupun konvensional.
Seperti yang sudah banyak orang ketahui bahwa Jerman adalah negara yang paling dominan dalam menyikapi dan menindaki setiap perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak masa pencerahan, Jerman pernah menghasilkan para filsuf dan ilmuwan yang mungkin tidak ada bandingnya hingga kini.

Dari bidang filsafat, Jerman pernah punya pemikir seperti Immanuel Kant yang langkah kakinya setiap pagi digunakan orang-orang sebagai patokan jam, diberi julukan pangeran filsafat karena beberapa karya fenomenalnya.

Jerman juga pernah menjadi tempat lahir dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel yang terkenal dengan teori dialektika hegelian. Kemudian seorang Karl Marx yang mengkritik habis-habisan teori ekonomi klasik Adam Smith dan penganutnya. Serta pernah menghasilkan filsuf paling fenomenal sepanjang sejarah filsafat, yaitu Friedrich Nietzsche dengan pandangan nihilisme.

Dibidang sains, Jerman pernah melahirkan banyak sekali ahli yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan sains modern. Sebut saja Johanes Kepler, Wilhelm Rontgen, Daniel Gabriel Fahrenheit, sampai yang paling populer yaitu Albert Einstein.

Meski kalah dalam Perang Dunia II, semangat keilmuan Jerman tidak pernah surut bahkan justru makin meningkat dan berkembang pesat hingga saat ini. Pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jerman Barat dan Uni Soviet di Jerman timur, semangat dan integritas rakyat Jerman pada berbagai cabang keilmuwan tidak pernah luntur. Bahkan, tembok pemisah timur dan barat yang didirikan Uni Soviet bisa mereka runtuhkan dengan mengandalkan akal sehat dan rasa kemanusiaan.
Maka jangan heran jika pada jaman now Jerman menjadi standar utama dari terjadinya fenomena revolusi industri 4.0. Jika revolusi industri pertama terjadi di Britania Raya, maka saat ini giliran Jerman yang memegang kendali.

Berawal dari terbitnya buku "The Fourth Industrial Revolution" tahun 2016 karya Klaus Schwab, seorang profesor ilmu ekonomi yang kebetulan berkebangsaan Jerman. Kemudian menjadi tema besar dalam pertemuan forum ekonomi dunia atau World Economi Forum (WEF). Konsep revolusi industri 4.0 ini menjadi mendadak viral dan menyadarkan pelaku ekonomi di seluruh dunia bahwa hari ini sedang terjadi perubahan besar dalam dunia industri.

Sebenarnya Klaus Schwab hanya merumuskan keadaan dunia industri yang sedang terjadi dengan memberikan gambaran masa depan dunia industri melalui fakta-fakta yang ditemukannya. Klaus Schwab menemukan bahwa dunia industri hari ini tanpa sadar sudah melangkah cepat lebih jauh akibat pemanfaatan teknologi.

Fenomena yang terjadi itu kemudian dirumuskan Klaus Schwab sebagai bentuk dari revolusi industri yang keempat. World Economic Forum kemudian menyebutnya dengan menggunakan digitalisasi khas dunia teknologi "Industrial Revolution 4.0". Tampak seperti digitalisasi perangkat teknologi masa kini dengan menggunakan angka untuk menunjukan tingkatan atau versi perangkat.

Kebetulan saya belum membaca buku Klaus Schwab tersebut karena beberapa alasan yaitu belum punya anggaran pribadi mengingat buku terlaris sedunia ini harganya cukup mahal. Alasan lainnya lagi yaitu saya belum menemukan buku ini dalam terjemahan bahasa Indonesia, mungkin ada tapi belum saya temukan. Jika membacanya dalam bahasa Inggris, saya terkendala penguasaan bahasanya, apalagi jika buku ini banyak menggunakan bahasa keilmuwan yang pasti berbeda dengan bahasa Inggris yang kita saksikan dari film ataupun lagu.
Berdasarkan itu, saya akan meninjau buku itu dari gambaran yang diberikan oleh World Economic Forum dalam situs resminya.

Dalam gambaran secara umum yang dipaparkan WEF, buku The Fourth Industrial Revolution karya Klaus Schwab berisi tentang penafsiran Schwab terhadap fenomena kolaborasi antara fisik, digital dan biologis serta kekhawatiran Schwab atas dampak yang akan terjadi.

"Di mana-mana, superkomputer seluler, robot cerdas, kendaraan self-driving, peningkatan otak neuro-teknologi, pengeditan genetik  Bukti perubahan dramatis ada di sekitar kita dan itu terjadi dengan kecepatan eksponensial." ungkap WEC mengutip Schwab.

Hal itu menggambarkan sebuah keadaan yang ditemukan Schwab dalam dunia teknologi. Bagaimana peran digital menggantikan posisi manusia untuk mengerjakan hampir semua bidang dalam dunia industri.

Schwab menggambarkan gejala revolusi industri 4.0 dengan "serangkaian teknologi baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis, memengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri, dan bahkan menantang gagasan tentang apa artinya menjadi manusia."
Dari situ terlihat kekhawatiran Schwab terhadap sisi kemanusiaan sebagai dampak dari revolusi industri 4.0. Sikap khawatir Schwab itu kemudian disebut sebagai pergeseran dan gangguan yang akan mempengaruhi masa depan manusia.

Namun Schwab bersikap optimis dengan tantangan revolusi industri 4.0 dengan memberikan peringatan bagi semua yang akan terkena dampaknya. Dengan menyuerukan peringatan itu, Schwab yakin dampak negatif dari munculnya fenomena revolusi industri 4.0 bisa diatasi bersama.

"Bersama membentuk masa depan yang bekerja untuk semua dengan mengutamakan orang, memberdayakan mereka dan terus-menerus mengingatkan diri kita bahwa semua teknologi baru ini adalah alat pertama dan terpenting yang dibuat oleh orang-orang untuk orang-orang." tegas Schwab seperti dikutip dari WEF.

Tahun 2016 lalu banyak pelaku industri besar yang sudah menerapkan pemanfaatan teknologi untuk alasan efisiensi. Perusahaan otomotif asal Jerman Volkswagen Grup secara gamblang memberikan gambaran tentang fenomena revolusi industri 4.0 yang terjadi di perusahaannya. Sebuah video yang diunggah melalui platform YouTube dari akun resmi Volkswagen Grup menampilakn bagaimana teknologi bekera bagi industri otomitif.

Sebenarnya, sudah banyak sekali industri yang mengalami fenomena ini, tapi rumusannya baru dicetuskan oleh Klaus Schwab. Maka itu Klaus Schwab disebut sebagai "Bapak Revolusi Industri 4.0" yang dianggap sudah memberikan kontribusi akademis untuk menjelaskan fenomena dunia industri dan teknologi hari ini.
Tanpa rumusan dan kajian dari Klaus Schwab, seluruh pegiat ekonomi di dunia mungkin tidak akan sadar bahwa fenomena ini sebenarnya adalah salah satu bentuk tahapan dari revolusi industri. Juga tanpa peringatan dari Klaus Schwab, mungkin warga dunia akan kebingungan dan kewalahan dalam merespon bangkitnya sebuah fenomena revolusi industri.

Jika kita lihat sekilas dari bahasan tadi, kita akan menemui beberapa hal yang menjadi gejala utama dari revolusi industri 4.0 yaitu:

  1. Teknologi digital dan rekayasa biologis mengganti tugas manusia.
  2. Segala hal (benda) yang saling terhubung melalui internet. 
  3. Bukan hanya terjadi dalam dunia industri, tapi juga kehidupan sehari-hari manusia.
Sejauh ini sudah banyak ahli-ahli ekonomi yang mendalami revolusi industri 4.0 ini, termasuk para ahli ekonomi di Indonesia. Mereka melakukan banyak penelitian dan pengamatan untuk melihat lebih jelas dan menguraikan dengan tepat segala hal terkait revolusi industri 4.0.

Pada artikel selanjutnya saya akan mencoba memaparkan fenomena revolusi industri 4.0 lebih dalam agar bisa melengkapi pemahaman kita bersama. Untuk ketiga gejala utama di atas, akan saya bahas secara terpisah dan akan mengutamakan pengamatan data-data melalui hasil penelitian ahli, berita, dan sumber otentik lainnya.

Semoga artikel singkat ini bisa membawa kita pada pemahaman dasar tentang revolusi industri 4.0 yang sedang dan terus berkembang. Kita juga diharapkan sudah bisa menilai dan mengembangkan opini dalam menanggapi fenomena bersejarah ini.


Penulis: Leon Manua
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Memahami Fenomena Revolusi Industri - Bagian 2 (Berkenalan dengan Revolusi Industri 4.0)"