Konsep Manusia Merdeka dalam Kristen (Part 1)
Ketika manusia ingin bertanya "apa itu manusia?", kepada siapa manusia itu harus bertanya? Siapa yang akan memberikan jawaban? Atau ada yang salah dari pertanyaan itu? Ini bukanlah masalah kecil yang mudah. Semua manusia dalam sejarah sudah banyak memberikan jawaban.
Kesempatan ini akan saya gunakan bukan untuk menjawab pertanyaan itu, tapi untuk memberikan referensi jawaban. Pemikiran ini akan bertolak dari konsep manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna.
Jika diteliti lebih dalam, ajaran mana yang berani mengatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna? Saya kira tidak ada ajaran lain yang mengajarkan hal demikian selain Kristen. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Tentunya jika berbicara hal ini, kita mengacu pada konsep ketuhanan Tritunggal, bukan yang lain. Mengapa? karena untuk mengerti manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna, kita harus terlebih dulu mengenal konsep Allah Tritunggal.
Akar konsepnya begini, dalam konsep dasar tentang Allah Tritunggal mengajarkan tentang tiga pribadi Allah yang berbeda tapi pribadi tersebut adalah satu. Salah satu pribadi itu yang kita kenal sebagai Yesus Kristus adalah pribadi Allah yang turun ke dunia menjadi manusia.
Ya, Dia itu mahaksuasa, menjadi sosok manusia bukan pekerjaan yang berat bagi Allah Tritunggal. Ini konsisten dengan kisah penciptaan alam semesta, terutama penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26).
Sampai disni rupanya jelas bahwa yang memiliki jawaban atas pertanyaan "apa itu manusia?" adalah Allah Tritunggal, bukan allah yang lain. Tapi apakah jawabannya itu "manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna" ? Jawabannya tergantung dari seperti apa atau konsep apa yang kita masing-masing anut dan percaya.
Hanya Kristen yang mengajarkan konsep konsisten seperti ini. Konsisten antara Allah Tritunggal dan manusia adalah ciptaan Allah yang paling sepurna. Dan atas dasar konsistensi itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Ingat, Allah Tritunggal, bukan allah yang lain.
Manusia merdeka dimengerti sebagai sebuah kondisi manusia yang paling sempurna yang menjadi refleksi ilahi dari Allah. Refleksi ilahi ini karena sebagaimana manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Jadi, Allah adalah pencipta dan manusia adalah ciptaan yang mewarisi refleksi dari Allah pencipta.
Ketika manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, ada satu refleksi Allah yang melekat pada manusia, yaitu kehendak bebas. Manusia yang diciptakan dengan memiliki kehendak bebas inilah yang menjadi pokok utama.
Kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia adalah kehendak bebas yang berdasarkan kehendak Allah itu sendiri. Loh, katanya bebas, kok masih harus berdasarkan kehendak Allah? Sebab kalau tidak berdasarkan kehendak Allah, maka manusia yang baru tercipta itu tidak akan mengerti bagaimana gambar dan rupa Allah yang ada dalam dirinya.
Dalam rumusan tentang antropologi Kristen (mempelajari tentang manusia menurut Kristen), manusia ternyata salah menggunakan kehendak bebas itu karena masih adanya rasa ingin tahu atau dikenal dengan istilah curiosity. Nah, kita ketambahan satu lagi indikatornya.
Jadi, sampai disini sudah ada dua indikator yang mempengaruhi kemerdekaan manusia. Indikator pertama adalah kehendak bebas (kita sebut saja Free Will) dan kedua adalah rasa ingin tahu (kita sebut saja Curiosity).
Pada Alkitab Kejadian, dituliskan tentang penciptaan manusia, kondisi manusia pada permulaan, dan kejatuhan manusia dalam dosa. Mari kita urai keterlibatan free will dan curiosity terhadap kejatuhan manusia dalam dosa.
Bersambung . . .
Kesempatan ini akan saya gunakan bukan untuk menjawab pertanyaan itu, tapi untuk memberikan referensi jawaban. Pemikiran ini akan bertolak dari konsep manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna.
Jika diteliti lebih dalam, ajaran mana yang berani mengatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna? Saya kira tidak ada ajaran lain yang mengajarkan hal demikian selain Kristen. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Tentunya jika berbicara hal ini, kita mengacu pada konsep ketuhanan Tritunggal, bukan yang lain. Mengapa? karena untuk mengerti manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna, kita harus terlebih dulu mengenal konsep Allah Tritunggal.
Akar konsepnya begini, dalam konsep dasar tentang Allah Tritunggal mengajarkan tentang tiga pribadi Allah yang berbeda tapi pribadi tersebut adalah satu. Salah satu pribadi itu yang kita kenal sebagai Yesus Kristus adalah pribadi Allah yang turun ke dunia menjadi manusia.
Ya, Dia itu mahaksuasa, menjadi sosok manusia bukan pekerjaan yang berat bagi Allah Tritunggal. Ini konsisten dengan kisah penciptaan alam semesta, terutama penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26).
Sampai disni rupanya jelas bahwa yang memiliki jawaban atas pertanyaan "apa itu manusia?" adalah Allah Tritunggal, bukan allah yang lain. Tapi apakah jawabannya itu "manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna" ? Jawabannya tergantung dari seperti apa atau konsep apa yang kita masing-masing anut dan percaya.
Hanya Kristen yang mengajarkan konsep konsisten seperti ini. Konsisten antara Allah Tritunggal dan manusia adalah ciptaan Allah yang paling sepurna. Dan atas dasar konsistensi itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Ingat, Allah Tritunggal, bukan allah yang lain.
Manusia menjadi ciptaan Allah yang paling sempurna karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia yang adalah gambar dan rupa Allah ini sejak permulaan diciptakan adalah manusia merdeka (Kejadian 1:28).
Manusia merdeka dimengerti sebagai sebuah kondisi manusia yang paling sempurna yang menjadi refleksi ilahi dari Allah. Refleksi ilahi ini karena sebagaimana manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Jadi, Allah adalah pencipta dan manusia adalah ciptaan yang mewarisi refleksi dari Allah pencipta.
Ketika manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, ada satu refleksi Allah yang melekat pada manusia, yaitu kehendak bebas. Manusia yang diciptakan dengan memiliki kehendak bebas inilah yang menjadi pokok utama.
Kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia adalah kehendak bebas yang berdasarkan kehendak Allah itu sendiri. Loh, katanya bebas, kok masih harus berdasarkan kehendak Allah? Sebab kalau tidak berdasarkan kehendak Allah, maka manusia yang baru tercipta itu tidak akan mengerti bagaimana gambar dan rupa Allah yang ada dalam dirinya.
Dalam rumusan tentang antropologi Kristen (mempelajari tentang manusia menurut Kristen), manusia ternyata salah menggunakan kehendak bebas itu karena masih adanya rasa ingin tahu atau dikenal dengan istilah curiosity. Nah, kita ketambahan satu lagi indikatornya.
Jadi, sampai disini sudah ada dua indikator yang mempengaruhi kemerdekaan manusia. Indikator pertama adalah kehendak bebas (kita sebut saja Free Will) dan kedua adalah rasa ingin tahu (kita sebut saja Curiosity).
Pada Alkitab Kejadian, dituliskan tentang penciptaan manusia, kondisi manusia pada permulaan, dan kejatuhan manusia dalam dosa. Mari kita urai keterlibatan free will dan curiosity terhadap kejatuhan manusia dalam dosa.
Bersambung . . .
Posting Komentar untuk "Konsep Manusia Merdeka dalam Kristen (Part 1)"
Apa saja isi komentar anda sangat berarti bagi penulis... ^_^