Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wartawan dan Kebenaran

Leon Manua
Ini merupakan uraian tentang elemen jurnalisme yang pertama. Sebelumnya anda bisa membaca artikel yang berjudul Sembilan Elemen Jurnalisme untuk mengetahui secara umum tentang elemen-elemen jurnalisme.

Semua orang juga tahu bahwa tugas wartawan adalah untuk memberitakan kebenaran. Tapi menjadi yang pertanyaan adalah, kebenaran yang seperti apa yang harus diberitakan wartawan? Berhubung karena berbicara soal kebenaran, selalu dikaitkan dengan tataran filsafat maupun agama.

Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran faktual atau kebenaran fungsional. Artinya, sesuatu yang diberitakan wartawan itu harus berupa fakta sebagaimana peristiwa itu terjadi. Kebenaran fungsional ini sangat dibutuhkan masyarakat luas setiap hari.

Contoh kebenaran fungsional:
Pemerintah akan menaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri dan Pensiunan sebesar 5 persen dari gaji pokok. Keputusan ini telah ditetapkan Pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2019. Kenaikan gaji ini akan berlaku per Mei 2019.
Pernyataan di atas adalah kebenaran fungsional yang dibutuhkan oleh masyarakat luas karena benar terjadi seperti itu. Wartawan tinggal mengemas informasi tersebut dengan menambahkan hal-hal lain untuk dilengkapi menjadi sebuah berita. Sayang sekali ini hanya contoh yah, hehehe.

Contoh lainnya seperti berikut ini:
Syahrini dan Reino Barrack menggelar pernikahan tertutup di Jepang.
Jika kejadian atau faktanya seperti itu, maka pernyataan di atas adalah kebenaran tapi belum memenuhi kebenaran fungsional dalam jurnalisme. Karena peristiwanya di Jepang, maka wartawan butuh melakukan verifikasi panjang untuk mencari bukti, saksi atau pernyataan langsung dari Syahrini dan Reino.

Kebenaran fungsional diibaratkan seperti stalagmit (proses pembentukan ornamen gua secara vertikal). Stalagmit atau sering disebut pilar gua ini terbentuk dari tetesan air yang tercampur bahan-bahan mineral yang tetes demi tetes membentuk sebuah ornamen. Proses terbentuknya terjadi setiap ada tetesan air. Jika tetesan air melebar, maka stalagmit akan berbentuk melebar.

Begitu juga dengan kebenaran fungsional ini. Peristiwa yang terjadi hari ini akan terus menghasilkan fakta-fakta dan informasi sehingga kebenaran dalam berita itu menjadi lengkap. Setiap hari akan ada perkembangan baru, data baru, informasi baru, dan fakta baru dari peristiwa awal.

Inilah tugas wartawan untuk terus memberitakan kebenaran itu, dalam arti wartawan harus terus mengikuti perkembangannya. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan kebenaran fungsional yang lengkap dan utuh dari suatu peristiwa.

Jika kebenaran fungsional dari suatu peristiwa sudah lengkap, utuh dan tuntas, biasanya wartawan akan membuat sebuah laporan. Bentuk dari laporan itu bisa dalam berbagai macam seperti in-depth report, mild report, feature, dan lainnya

Jadi, sampai disini seharusnya kita bisa mengerti tentang kebenaran seperti apa yang harus diberitakan seorang wartawan atau sebuah perusahaan pers. Berikutnya akan dibahas mengenai elemen kedua dalam jurnalisme yaitu tentang loyalitas jurnalisme. Terima kasih.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Wartawan dan Kebenaran"