Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jean-Baptiste Say (1767-1832) Sang Pencetus Istilah “Entrepreneur”

Istilah yang unik serta mampu memakmurkan rakyat ini sepertinya kurang diketahui asal usulnya sehingga menjadi daya tarik untuk dibahas. Istilah "entrepreneur" dalam bahasa inggris ini kemudian diterjemahkan menjadi kata "wirausaha". Kata "wirausaha" sendiri terdiri dari dua kata dasar yaitu "wira" yang berarti seorang yang pemberani, tangguh, dan bersifat heroistik, dan kata "usaha" yang berarti daya upaya yang dilakukan (dalam bidang ekonomi) untuk memenuhi kebutuhan. Jadi secara harafiah, wirausaha berarti seorang yang berjuang dengan tangguh untuk memenuhi kebutuhannya dan masyarakat.

Apakah kita tahu arti kata "entrepreneur" yang sebenarnya? Siapa pencetusnya? Mungkin patut dipertanyaakan juga apakah para dosen di Fakultas Ekonomi mengetahui akan hal ini. Dibalik istilah "entrepreneur" ini sendiri ada kisah menarik seorang ekonom aliran klasik berkebangsaan Prancis yang patut diapresiasi kontribusinya dalam bidang ekonomi dan politik yang turut meruntuhkan kekuasaan diktator Napoleon pada masa Revolusi Prancis.

Tokoh terpenting dalam drama ekonomi Prancis ini lahir sembilah tahun sebelum The Wealth of Nations dari bapak ilmu ekonomi, Adam Smith dicetak. Jean-Baptiste Say dikenal sebagai "ekonom yang hidup dimasa sulit". Say menyaksikan Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis, kekuasaan politik Napoleon, dan hidup diawal Revolusi Industri.

Say menciptakan istilah entrepreneur yang kini menjadi kata modern dalam ekonomi dan bisnis. (Mark Skousen 2009:59). Dan Say sendiri juga adalah seorang entrepreneur. J-B Say dilahirkan di Lyon, Prancis. Berasal dari keluarga Protestan di Prancis Selatan, yang pindah ke Geneva dan akhirnya menetap di Paris. Pada usia 15 tahun, pada masa puncak Revolusi Prancis, dia sangat dipengaruhi oleh Autobiography Benjamin Franklin.

Pengaruh Say mulai terasa ketika dia berusia 32 tahun pada 1799 saat menjadi anggota Tribunat Napolen. Akan tetapi, Napoleon adalah diktator yang haus kekuasaan yang menentang kebijakan laissez faire Say dan karenanya Napolen mengeluarkan Say dari Tribunat pada Tahun 1806 setelah terbit karya Say yang berjudul Treatise on Political Economy. Napoleon bahkan melarang penyebaran buku Say karena dalam buku ini Say mengecam kebijakan Napoleon.


Say menciptakan istilah entrepreneur yang secara harafiah berarti "orang yang mengurus kuburan". Tetapi karena mengandung makna yang ambivalen, entrepreneur diterjemahkan menjadi "petualang", yang menunjukan citra petualang komersial atau petualang para pengusaha.

Kata Say "seorang entrepreneur harus mempunyai penilaian, ketabahan, dan pengetahuan tentang dunia, dia harus melakukan estimasi dengan akurasi yang bisa diterima, harus memahami arti penting dari produk spesifik, perkiraan jumlah permintaan, dan alat-alat produksi.

Dia harus mau mengambil risiko dan harus sadar bahwa ada kemungkinan gagal. Tetapi jika sukses, kelompok produsen macam ini akan mengumpulkan kekayaan yang sangat banyak". Entrepreneur adalah pencari profit maksimal dengan mencari peluang yang besar.

Baru belakangan ini entrepreneur Say kembali bermunculan dalam textbook. Selama bertahun-tahun konsep ini hampir lenyap dalam buku ajar ekonomi. Dolan adalah salah seorang penulis textbook pertama yang berusaha memasukan kembali peran entrepreneur dalam analisis ekonomi.

Sejarahwan ekonomi Mark Blaugh menulis "dewasa ini mahasiswa yang menghabiskan waktu beberapa tahun mempelajari ekonomi tetapi tidak mengenal istilah entrepreneur adalah memalukan" (1986: 229). Buku Economic History karya Mark Blaugh diterbitkan pada 1986, dan ssejak saat ini buku-buku ajar ekonomi yang terbit mengalami banyak perubahan.

Sekarang ini entrepreneurship dimasukkan sebagai salah satu factor produksi di samping tanah, tenaga kerja, dan modal. Entrepreneur bertanggung jawab untuk memadukan jumlah tanah yang pas, tenaga kerja, dan kapital (modal) untuk membuat produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

Konsep entrepreneur Say diselamatkan oleh aliran Austria dan karenanya kini banyak bermunculan dalam buku ajar ekonomi. Israel Kirzner, ekonom Austria kelahiran Amerika yang mengajar di New York University, telah menghabiskan sebagian besar kariernya untuk mempelajari entrepreneurship dan peran pentingnya dalam ekonomi.

Kirzner mengkritik teori perusahaan modern dengan mengatakan "model persaingan sempurna gagal membantu kita memahami proses pasar" (Kirzner 1973: 8). Kirzner memfokuskan pada "proses penemuan" yang dengannya entrepreneur menemukan kesalahan dan peluang baru yang menguntukan, dan karena itu menggerakkan pasar menuju ke keseimbangan (1973: 72-75).

Sekarang begitu banyak terapan dari konsep entrepreneur di Indonesia untuk semua kalangan. Mulai dari program wirausaha mandiri, seminar-seminar tentang kewirausahaan, bahkan bantuan dana bagi para mahasiswa untuk mengembangkan potensi wirausaha sebagai upaya untuk mengurangi pengangguran dan melatih mental seseorang untuk tangguh dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan diri sendiri maupun kebutuhan lingkungan dan masyarakat.

Seorang yang berjiwa wirausaha, meminjam kata dari Ciputra adalah "seorang yang mengubah kotoran menjadi emas" dengan semangat yang tak pernah surut. Seorang wirausaha juga mampu melihat potensi pasar di manapun dia berada, mampu membaca peluang yang ada, serta jika tidak menemukan peluang, seorang wirausaha harus mampu menciptakan peluang usaha itu. "seorang wirausaha jangan pernah berharap untuk memperoleh keuntungan dihari esok, jangan pernah berharap terlalu tinggi untuk sukses dengan cepat, seorang wirausaha adalah pecinta risiko dan berani gagal" kata Bob Sadino disela-sela wawancara eksklusif di salah satu stasiun televisi nasional.

Intinya adalah konsep entrepreneur yang dikemukakan Say ini telah mengalami banyak perkembangan dan perluasan lingkup dari wirausaha itu sendiri. Dan sebagai mahasiswa yang berjiwa wirausaha seperti diuraikan diatas, silahkan maksimalkan potensi anda itu karena peluang sangat sulit ditebak kapan datangnya, sehingga ciptakanlah peluang anda sendiri demi terciptanya masyarakat yang makmur, mandiri dan berdikari di Indonesia ini.

Dengan memaksimalkan potensi wirausaha pada diri kita, kita optimis perekonomian Indonesia tahun kedepan tidak akan lagi investor asing yang mencuri sumber daya alam kita karena kita akan mengolah sendiri sumber daya alam kita dengan sumber daya manusia kita.

Karena tongkat stabilitas perekonomian Negara ada ditangan rakyat dimana tidak ada pengangguran, tidak ada kemiskinan, tidak ada korupsi, tidak ada mafia hukum dan pajak, dan semua kebutuhan dasar masyarakat optimis terpenuhi tanpa impor beras dan gula, handphone dengan brand asli Indonesia, komputer dan laptop bermerk asli Indonesia, serta melalui gerakan wirausaha ini kita tanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme dalam perekonomian Negara kita tercinta Indonesia.

Sumber : 
  • Skousen, Mark. Sejarah Pemikiran Ekonomi; Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern, Jakarta, 2009, Prenada Media Grup.
  • Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, edisi III, Jakarta, 2010, Rajawali Pers.

Posting Komentar untuk "Jean-Baptiste Say (1767-1832) Sang Pencetus Istilah “Entrepreneur”"