Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filsafat Untuk Ranah Publik (Analisis Awam Filsafat Rocky Gerung)

postmodern
Awalnya saya ingin mengakui bahwa saya bukan seorang yang paham betul mengenai filsafat. Namun setahu saya, perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia tidak lepas dari filsafat. Meski memang banyak yang lebih dipengaruhi oleh kepercayaan yang kemudian membentuk tatanan kebudayaan.

Sedangkan bagi saya, menurut pengetahuan saya, orang yang mengakui mengetahui filsafat ataupun tentang filsafat adalah orang yang gagal berfilsafat. Sebab dalam sejarahnya, filsafat selalu berkaitan dengan dua hal utama. Pertama, filsafat itu tentang bagaimana pikiran manusia membentuk pertanyaan dan mencari jawabannya. Kedua, filsafat itu tentang perdebatan antara hasil pikir manusia yang berbeda dengan manusia lainnya.

Sehingga dengan dua hal itu filsafat mencoba memberikan rumusan tentang bagimana manusia menemukan kebenaran. Dengan dua konsekuensi yaitu orang yang paham filsafat belum tentu menemukan kebenaran dan orang yang tidak paham filsafat belum tentu tidak bisa menemukan kebenaran.

Pada perkembangannya filsafat awalnya muncul sekitar abad ke lima sampai abad keempat sebelum masehi di Yunani. Menurut banyak literatur, katanya filsafat bermula dari seorang bernama Socrates yang ditemukan dari buku-buku karya Platoyang mengaku sebagai murid Socrates. Maka dalam pembabakan filsafat Yunani, para ahli filsafat atau filsuf sebelum Socrates disebut sebagai filsuf Pra-Socrates.

Tentang sejarah perkembangan filsafat Yunani boleh kita temukan dibanyak situs maupun buku-buku.  Tapi jika kita ingin belajar mendalami filsafat, maka bersiaplah untuk sebuah tantangan baru dan seru. Sebuah tantangan yang mungkin akan menghancurkan urat saraf kita jika kemampuan berpikir kita kaku.

Tentang pikiran manusia juga dibedah oleh filsafat. Pola pikir, logika, rasio, dan banyak hal yang dibedah filsafat tentang pikiran manusia. Ketika kita memahami filsafat untuk mencari kebenaran, maka ada baiknya pikirkan juga apakah pikiran kita bisa mencapai kebenaran.

Begitu juga tentang permusuhan antara kubu ide dan materi yang sudah berlangsung sejak jaman Plato dan Aristoteles. Sampai saat ini tidak ada kebenaran yang ditemukan ataupun disepakati antara keduanya dan pemikir-pemikir pendukung mereka.

Filsafat selalu menciptakan perdebatan dengan tujuan untuk menguji apakah suatu kebenaran itu bisa diterima sebagai sebuah kebenaran. Debat adalah satu-satunya cara untuk filsafat menjawab satu pertanyaan dan menciptakan banyak pertanyaan lain.

Belum lagi pembedahan filsafat tentang Tuhan. Jutaan orang berdebat hanya untuk mencari kebenaran tentang Tuhan. Mulai dari eksistensi Tuhan, wujud Tuhan, substansi Tuhan, dan lainnnya. Dari pembedahan itu maka muncul ribuan definisi tentang Tuhan yang kemudian siap untuk dibantah lagi dalam forum debat.

Perdebatan lainnya adalah tentang pengetahuan manusia. Darimana pengetahuan manusia itu, sumber pengetahuan manusia itu dari mana dan seperti apa. Maka lahirnya kubu rasionalisme dan kubu empirisme. Tidak ada yang kemudian menemukan kebenarannya. Sampai datangnya era renaisance di Italia, aufklarung di Jerman, dan enligthment di Inggris.

Pada jaman itu orang-orang mulai laig dengan perdebatan baru yang lebih seru, lebih banyak dan lebih kompleks. Mungkin ada juga yang lebih gila. Jaman yang kita sepakati dengan sebutan jaman pencerahan itu mencoba membawa klaim atas pemikiran manusia bahwa  sebenarnya manusia sudah mencapai pencerahan.

Itu dibuktikan dengan lahirnya ilmu-ilmu modern. Nah, itulah awal dari jaman modern. Jadi jika kita mengatakan bahwa modern itu selalu tentang perkembangan teknologi, maka kita salah besar. Jaman modern sudah berlangsung sejak abad kelima masehi. Jaman modern ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru dan berhasil menjawab segala kebutuhan pengetahuan manusia.

Pada jaman itu filsafat modern berhasil melahirkan ilmu fisika, matematika, ekonomi, politik, dan lainnya. Ilmu-ilmu itu kemudian yang membawa manusia berhasil menghasilkan teknologi-teknologi baru. Mula-mula untuk kebutuhan perang dan industri, kemudian teknologi berkembang hingga keseluruh aspek kehidupan manusia.

Kini jaman modern telah usai. Banyak ahli filsafat merumuskannya begitu. Tanda kematian filsafat modern, menurut mereka, adalah dengan keberadaan Frederick Nietsczhe dan karyanya yang sangat kontroversi namun populer, yaitu Zarathustra. Jika patokan kehancuran filsafat modern pada seorang Nietsczhe, maka bisa dipastikan kematian filsafat modern berlangsung pada abad ke dua puluh (Sekitar tahun 1900-an).

Kita masih berpikir dengan pola pikir modern? kita ketinggalan lima abad dengan pemikiran orang-orang Eropa. Sebab para filsuf masa kini telah masuk pada tahap yang melampaui tahap modern. Mereka menyebutnya dengan istilah postmodern. Salah satu filsuf postmodern yang membawa dampak paling besar adalah Jacques Derrida teroi dekonstruksinya. Sedangkan filsuf lainnya yaitu Jean-Francois Lyotard dengan beberapa teorinya, salah satunya yaitu teori metanaratif yang digambarkan dalam karyanya The Postmodern Condition.

Jika mengacu pada kedua filsuf itu, maka filsafat jaman now adalah tentang permainan kata-kata. Permainan bahasa dan pikiran juga permainan simbol-simbol bahasa. Postmodern menyajikan sebuah hal baru dan seru dalam dunia filsafat. Dan memang berhasil, sebab manusia masa kini memang mempraktekan dengan lihai dan detail filsafat postmodern ini.

Inilah filsafat yang mudah masuk dalam ruang publik. Filsafat postmodern menjadi tontonan kita sehari-hari, bahkan menjadi bagian dalam pola pikir dan tindakan serta perkataan kita sehari-hari. Postmodern yang ditafsirkan dengan banyak arti dan sering membingungkan ini justru menjadi hal yang terlalu mudah dicernah oleh manusia jaman now.

Postmodern mungkin bukanlah hal baru bagi sebagian diantara kita. Tapi kemunculan Rocky Gerung diranah publik inilah mungkin menjadi pertanda bahwa filsafat postmodern harus dipahami oleh kita secara seksama.

Mungkin saya salah dengan menyebutkan bahwa Rocky Gerung membawa filsafat postmodern hanya karena melihat sekilas di televisi ataupun YouTube. Namun sebagai seorang yang terlalu awam dan tidak pernah belajar filsafat seperti saya ini akan menyebutnya demikian jika mengacu pada pola pikir, gaya debat, permainan kata-kata, dan mungkin narasi dan metanarasi yang ditampilkan. Atau mungkin saya salah.

Banyak orang-orang jaman now yang masih menggunakan gaya debat modern, sehingga kemunculan Rocky Gerung menggemparkan ranah publik. Sebenarnya, bagi sejuta lebih orang lain tidak kaget dengan kemasan dan isi dari Rocky Gerung. Saya sendiri menemukan banyak orang yang seperti itu sejak tahun 2007 lalu.

Dan jika anda ingin melempar bantahan terhadap Rocky Gerung dalam sebuah debat, gampang saja. Ikuti saja apa maunya, setujui semua argumennya, dan sepakati apa yang ditawarkannya. Meski pikiran kita bertentangan. Bantahan tapi kok menyetujui? anda akan temukan sendiri jawabannya.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Filsafat Untuk Ranah Publik (Analisis Awam Filsafat Rocky Gerung)"