Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnalisme Sebagai Forum Publik

Jurnalisme Sebagai Forum Publik - Leon Manua
Berbagai cara dilakukan perusahaan pers untuk membangun forum publik yang bisa meningkatkan partisipasi warga untuk menikmati kebebasan berpendapat. Meski banyak juga yang membangun forum publik untuk mendapat rating tinggi. Media televisi sudah sejak lama melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan warga.

Di Indonesia sendiri, forum publik yang dibangun oleh media mulai berkembang sejak awal reformasi. Tandanya adalah UU Nomor 9 Tahun 1999 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum dan UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Mulai saat itu forum publik dinilai perlu dan penting untuk dibangun.

Awalnya, media cetak terlihat sangat serius membangun forum publik dengan membuka peluang bagi warga melalui penulisan opini, surat pembaca, dan kolom. Saat itu, tulisan-tulisan warga terkait arah reformasi banyak diterbitkan. Banyak juga tulisan-tulisan yang menyinggung soal sejarah bangsa dan negara. Itu semua terjadi karena tingkat ketidakpercayaan warga terhadap kekuasaan orde baru sangat tinggi.

Sekitar tahun 2003 hingga 2004, media televisi mulai memanfaatkan sebaik mungkin forum publik ini. Forum publik juga makin populer dikalangan netizen dengan adanya situs seperti Kaskus dan Blogspot. Pemanfaatan situs berbasis forum dan blog ini menjadi salah satu tanda kebangkitan forum publik diluar perusahaan pers.

Pada masa itu media-media konvensional mulai melirik kearah pemanfaatan situs website sebagai media yang memiliki masa depan cerah. Media televisi, cetak, maupun radio ramai-ramai menyerbu dunia maya dengan memanfaatkan forum publik. Meski begitu, hingga saat ini forum Kaskus masih lebih populer dibanding forum-forum buatan media arus utama yang punya modal besar.

Sedangkan, media televisi yang tidak ingin gulung tikar harus sebaik mungkin memanfaatkan forum publik. Entah itu forum publik dalam siaran atau dengan memanfaatkan fasilitas internet. Perkembangan forum publik di Indonesia bisa dibilang sebagai bentuk kemerdekaan berpendapat bagi warga dan kemerdekaan pers bagi jurnalisme.

Memasuki periode tahun 2007 hingga 2009, forum publik diluar aktivitas jurnalisme makin marak melalui lahirnya media sosial Facebook dan Twitter serta platform Youtube. Memang mereka bukan yang pertama sebagai media sosial internet, tapi dampak kehadiran 3 situs itu menambah drastis jumlah partisipasi warga dalam menyampaikan pendapat.

Jurnalisme melihat fenomena ini dengan sebutan "tsunami informasi" dimana warga bisa langsung menyampaikan suatu peristiwa dan memberikan opini secara bebas. Fenomena tsunami informasi ini tidak terkendali sehingga munculah istilah "hoax". Ini merupakan hal yang diluar kendali jurnalisme yang sebenarnya sedang membangun konsep jurnalisme warga (citizen journalism).

Forum publik kemudian dinilai sebagai solusi untuk menangkal fenomena tsunami informasi dan hoax. Sedangkan citizen journalism dikembangkan untuk memberikan edukasi kepada warga tentang penerapan jurnalisme dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menghasilkan hoax. Sebab sebelum era reformasi, hoax dianggap hanya bisa dilakukan oleh pemegang kekuasaan.

Peluang pemanfaatan teknologi ini menjadikan juga peluang bagi jurnalisme untuk membuka forum publik yang lebih baik. Bahkan banyak media yang mencoba bertahan hidup melalui forum publik. Tapi sesungguhnya, membangun forum publik itu bukan pekerjaan yang mudah.

Pemanfaatan forum publik ini harus sebesar-besarnya untuk kepentingan warga. Saat ini banyak kita temukan forum publik yang jutru dimanfaatkan untuk penggiringan opini warga. Dengan kata lain, forum publik itu dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Itulah menjadi alasan mengapa banyak warga lebih memilih forum publik diluar kendali jurnalisme. Warga cenderung aktif pada forum publik yang disediakan situs-situs internet yang dinilai lebih bisa memberikan ruang partisipasi warga untuk menyuarakan pendapat.

Sebagai salah satu elemen jurnalisme, forum publik seharusnya dilakukan media sebesar-besarnya untuk kepentingan warga. Ini akan lebih memberikan nilai edukatif kepada warga dan juga sebagai sarana warga untuk berpartisipasi dalam demokrasi.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Jurnalisme Sebagai Forum Publik"