Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnalisme yang Memikat dan Relevan

Jurnalisme yang Menarik dan Relevan - Leonade.XYZ
Pasti kita semua akan bosan dengan penyajian berita yang terlalu kaku dan terkesan tidak menarik untuk disimak. Penyajian berita politik yang terlalu banyak menggunakan istilah-istilah tinggi, gaya peliputan yang begitu-begitu saja dari dulu, atau penulisan berita dengan pola piramida terbalik. Jurnalisme yang menyampaikan berita memang harus selalu memperhatikan kemasan dan tampilan, meski sangat sulit dilakukan.

Saat ini kecenderungan media untuk mengimbangi penyajian berita yang berat biasanya disiasati dengan menyisipkan berita-berita ringan yang bersifat menghibur. Hal ini dapat dilihat dari penyajian berita yang bernuansa infotaintment, kriminal, fenomena aneh, gaya hidup, dan lainnya. Itu semua dilakukan untuk memikat orang agar bisa tertarik pada media tersebut.

Banyak pihak yang menganggap bahwa antara jurnalisme yang memikat dan jurnalisme yang relevan itu tidak bisa akur. Ketika media mencoba untuk untuk menampilkan sebuah berita yang memikat harus mengorbankan relevansi berita, dan sebaliknya.

Pada sekitaran tahun 2010 hingga 2012, kedua hal ini (memikat dan relevan) pernah dipisahkan dengan cara membagi lingkup antara jurnalisme dan kreator. Disitulah muncul banyak sekali Blogger dan Youtuber yang menampilkan hal-hal yang memikat. Sedangkan jurnalisme tetap konsisten menyajikan berita yang relevan.

Pada masa yang sama tahun 2011, raksasa media Transcorp berhasil mengakuisisi saham Detikcom yang dengan otomatis menjadi bagian dalam perusahaan media mereka. Hal ini terjadi karena Detikcom berhasil berinovasi dalam menyajikan berita yang menarik namun tetap relevan. Sebagai salah satu portal berita, Detikcom memang banyak dijadikan referensi informasi.

Selepas masa kejayaan Detikcom ditangan Transcorp, muncul sebuah stasiun televisi yang bisa dibilang inovatif dan kreatif. Tahun 2013 muncullah Net TV dengan mengusung tema fresh journalism dan dengan gaya yang sangat berbeda dari stasiun televisi lain.

Net TV memberikan pengalaman unik saat kita menonton berita. Tidak hanya memikat dan relevan, tapi juga sangat menarik. Berita politik dikemas dengan gaya khas para Youtuber sehingga membuat kita menonton berita politik seperti menikmati sebuah vlog.

Karena banyak diminati oleh masyarakat, Net TV tiba-tiba berubah menjadi salah satu stasiun televisi raksasa. Mereka menampilkan acara-acara yang berbeda dengan yang lainnya, termasuk segmen berita yang kekinian. Net TV membawa konsep Youtube kedalam televisi konvensional.

Pada jajaran media siber persaingan ketat antara Detikcom dengan media lain akhirnya harus mendapat pukulan dari beberapa media siber baru yang lebih menarik dan relevan. Tahun 2016 berdiri media siber yang langsung mendobrak jagat maya yaitu Tirto. Disusul pada awal 2016 oleh Kumparan yang langsung menggeser dominasi perusahaan media siber milik korporasi besar.

Tirto dan Kumparan seakan memasang bom berdaya ledak tinggi pada urutan papan atas media siber di Indonesia. Gaya peliputan dan penyajian berita mereka bukan main-main, sungguh memberikan warna baru bagi dunia jurnalisme. Inovasi dan kreasi mereka sanggup menyedot perhatian sebagian besar netizen untuk beralih dari media siber kenamaan seperti Detikcom dan Merdeka.

Tirto mengusung tagline "Jernih, Mengalir, Mencerahkan" dengan tulisan-tulisan yang membuka wawasan dan mendalam. Berita yang disajikan juga bukan sekedar menarik dan relevan, lebih dari itu. Dengan menghadirkan nuansa yang sangat berbeda, Tirto juga menawarkan infografik dan analisis data yang selalu menarik untuk dibaca.

Sedangkan Kumparan mengusung tagline "Platform Media Kolaboratif" yang sebenarnya lebih mengutamakan kolaborasi antara jurnalisme dan masyarakat. Kumparan cenderung mengutamakan peran netizen dalam kegiatannya. Hasilnya, kita bisa menemukan berita dengan gaya tulisan khas para Blogger.

Sangat jarang ditemukan dalam gaya pemberitaan Tirto dan Kumparan yang memanfaatkan teknik viral yang biasa dilakukan sebelumnya. Teknik viral itu dengan menggunakan judul yang terkadang tidak relevan dengan isi berita, atau lebih dikenal dengan clickbait. Judul sebuah berita yang mengagetkan netizen dan membuat orang langsung meng-klik link berita itu.

Tapi Tirto dan Kumparan terbukti bisa mencapai sirkulasi viral yang tinggi karena memang mereka bisa menyajikan karya jurnalisme yang menarik sekaligus relevan. Sebenarnya banyak media siber yang bisa melakukan inovasi dan kreasi namun belum bisa menembus capaian dari Tirto dan Kumparan.

Dari jajaran media televisi dan media siber sudah membuktikan bahwa mereka bisa menerobos mitos jurnalisme yang menarik sekaligus relevan yang sebelumnya dianggap sangat sulit untuk dicapai. Hal ini juga secara langsung menggeser media cetak yang masih berkutat pada gaya konvensional.

Sangat disayangkan ketika media cetak harus tergerus oleh platform digital, meski masih banyak masyarakat yang masih percaya pada media cetak. Tapi inovasi dan kreasi itu perlu dilakukan untuk menjawab tantangan ini, apakah media cetak mampu menampilkan berita yang menarik sekaligus relevan?

Menurut Yayasan Pantau, media cetak masih memiliki peluang untuk menampilkan jurnalisme yang menarik sekaligus relevan. Yaitu dengan memanfaatkan gaya penulisan narasi atau feature dengan mengusung jurnalisme sastrawi. Ini adalah sebuah aliran dari penulisan jurnalisme dengan menggunakan ciri khas sastra.

Jurnalisme sastrawi sebenarnya bukan sebuah gaya baru dalam penyajian berita, ini sudah dilakukan di Amerika Serikat sejak tahun 1972. Meski begitu, penerapannya belum bisa optimal karena banyak pihak yang menilai bahwa gaya ini memakan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan sebuah berita.

Kritiknya juga sangat banyak, sampai ada yang menuding bahwa jurnalisme sastrawi merusak tatanan nilai-nilai jurnalisme karena bisa memutarbalikan fakta. Jurnalisme sastrawi juga dinilai cenderung menjadikan jurnalisme sebagai hiburan belaka, karena memang berita disajikan seperti layaknya sebuah karya sastra.

Tapi itu bukan berarti jurnalisme sastrawi tidak bisa menjadi solusi bagi media cetak untuk kembali merebut perhatian masyarakat. Selayaknya Net TV yang mengadopsi konsep Youtuber, Tirto dan Kumparan yang mengadopsi konsep Blogger. Seharusnya medai cetak juga bisa mengadopsi konsep karya sastra untuk menampilkan jurnalisme yang menarik sekaligus relevan.

Masih banyak cara untuk menyajikan produk jurnalisme yang menarik sekaligus relevan. Inovasi dan kreasi manusia tidak akan berhenti untuk mencari cara agar jurnalisme bisa terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Jurnalisme yang Memikat dan Relevan"