Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Manusia Merdeka dalam Kristen (Part 3)


Sebelumnya saya sudah menguraikan secara singkat mengenai free will atau kehendak bebas pada Part 2. Bahasan berikut ini mengenai curiosity atau rasa ingin tahu dalam diri manusia yang menjadi salah satu atribut khusus bagi manusia. Ini bukanlah curiosity buatan NASA, yaitu robot khusus yang dibuat untuk menjelajah bulan. Tapi setidaknya robot itu mewakili sedikit dari gambaran curiosity, yaitu rasa penasaran manusia terhadap apa yang ada di bulan.

Kesadaran Awal Sebagai Ciptaan Tuhan

Ada banyak yang bertanya, apakah manusia saat pertama kali diciptakan sudah memiliki pengetahuan atau belum? Pertanyaan ini sudah dilontarkan dari ribuan tahun yang lalu, dari kalangan pemeluk agama maupun kalangan yang menyangkal keberadaan tuhan dan penciptaan. Sebagian besar pemikir membuang keberadaan tuhan dan penciptaan dan menghasilkan filsafat pengetahuan yang selalu memperdebatkan sumber pengetahuan manusia.

Kalangan rasionalisme menyebutkan bahwa manusia sudah memiliki pengetahuan dasar sejak lahir. Sedangkan kalangan empirisme mengatakan bahwa manusia seperti papan tulis putih belum memiliki pengetahuan saat lahir dan pengetahuan itu terbentuk dari impresi yang diterima melalui panca indra. Ada juga filsafat yang mencoba untuk menyatukan kedua aliran itu, seperti pemikiran Immanuel Kant dalam bukunya Kritik Terhadap Rasio Murni.

Dalam pemahaman kristen, pengetahuan adalah salah satu atribut manusia yang diberikan Tuhan sebagai ciptaan-Nya. Sebagaimana Tuhan Allah adalah sumber pengetahuan, demikian juga manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang juga memiliki pengetahuan. Dalam Alkitab tersirat hal itu dan kita bisa mempelajarinya secara seksama.

Pengetahuan yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia dalam Alkitab itu tampak dalam beberapa hal sebagai berikut:

  • Manusia sadar bahwa Tuhan Allah yang menciptakannya
  • Manusia mengenal Tuhan Allah tanpa perlu sesi perkenalan
  • Manusia bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan Allah
  • Manusia mengerti perintah yang diberikan Tuhan Allah
Tuhan Allah menciptakan manusia sejak awal dengan memiliki pengetahuan yang berupa kesadaran awal, mengenali Tuhan Allah, berkomunikasi menggunakan bahasa, dan bisa berpikir untuk menerima perintah yang diberikan Tuhan Allah. Inilah pengetahuan yang menjadi anugerah Allah bagi manusia sebagai gambar dan rupa-Nya sebagai modal dasar bagi manusia untuk hidup dalam alam semesta.

Curiosity Sebagai Anugerah Allah

Dibalik pengetahuan dasar itu, ternyata manusia juga perlu menyadari bahwa diri manusia tidak mengetahui banyak hal. Akibatnya, manusia perlu belajar agar bisa memperoleh pengetahuan. Tuhan Allah sengaja menciptakan manusia dengan memberikan curiosity untuk digunakan sebagai alat manusia agar bisa menegtahui banyak hal.

Pembuktian adanya curiosity dalam diri manusia adalah ketika manusia itu selesai memberikan nama bagi setiap binatang, dia baru sadar bahwa tidak ada binatang yang bisa dijadikan sebagai penolong yang sepadan dengan manusia itu. Sejak saat itu manusia mengetahui bahwa dia perlu seorang yang seperti dirinya dan menjadi pasangan hidupnya.

Dengan mengetahui itu, manusia bisa bermohon kepada Tuhan Allah agar diberikan seseorang sebagai pasangan hidup untuk dirinya. Dari sini kita tahu bahwa curiosity diciptakan Tuhan Allah bagi manusia agar manusia bisa memohon kepada-Nya dan bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan Allah.

Curiosity bertujuan untuk membuat hubungan manusia dan Tuhan Allah menjadi semakin dekat, juga agar manusia selalu bergantung pada Tuhan Allah. Ini konsisten dengan konsep Tuhan yang mahatahu dan sumber pengetahuan. Intinya, manusia tidak akan tahu apa-apa jika tidak bergantung pada Tuhan Allah yang menciptakan manusia itu sendiri.

Rasa ingin tahu memunculkan keinginan untuk mendapatkan sesuatu, yaitu pengetahuan. Kemudian pengetahuan memunculkan rasa cinta, dan rasa cinta akan memunculkan hubungan keterikatan. Inilah yang mungkin menjadi alasan mengapa Tuhan Allah tidak memberikan pengetahuan yang lengkap kepada manusia saat pertama diciptakan.

Sejauh ini tidak ada manusia yang bisa memahami secara utuh mengapa Tuhan Allah tidak memberikan pengetahuan yang lengkap dan sempurna kepada manusia. Tapi dari sini kita bisa berasumsi bahwa menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan Allah adalah lebih penting daripada memperoleh pengetahuan.


Bersambung . . .
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Konsep Manusia Merdeka dalam Kristen (Part 3)"