Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Keunggulan Mutlak Adam Smith

Pengertian Teori Keunggulan Mutlak

Teori keunggulan mutlak (Theory of Absolute Advantage) adalah teori ekonomi yang beranggapan bahwa sebaiknya setiap negara memiliki keunggulan mutlak dalam menghasilkan atau memproduksi produk. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak jika negara tersebut dapat menghasilkan barang dengan biaya lebih rendah daripada yang lain.

Teori ini menganjurkan setiap negara untuk lebih fokus menghasilkan satu jenis produk yang sesuai dengan sumber daya terbanyak dari negara masing-masing. Jika suatu negara memiliki banyak sumber daya tertentu, pasti dalam menghasilkan suatu produk akan lebih mudah dan murah. Hal ini dipertimbangkan jika suatu negara menghasilkan beragam produk tapi sebagian sumber daya dan bahan baku-nya mahal karena harus impor.

Adam Smith adalah pencetus utama teori ini sebagai kontribusi-nya terhadap ilmu ekonomi modern. Meski Adam Smith dikenal lebih banyak membahas persoalan ekonomi mikro, tapi teori keunggulan mutlak ini jadi salah satu teori dasar dalam teori ekonomi makro.

Asumsi Dasar Teori Keunggulan Mutlak


1. Kurangnya Mobilitas untuk Faktor Produksi

Adam Smith mengasumsikan bahwa faktor-faktor produksi tidak dapat berpindah antar negara. Asumsi ini juga menyiratkan bahwa Batas Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier) dari masing-masing negara tidak akan berubah setelah perdagangan.

2. Pembatasan Perdagangan

Tidak ada pembatasan untuk berdagang demi pertukaran barang. Adam smith berasumsi bahwa Pemerintah menerapkan pembatasan perdagangan untuk membatasi atau mencegah impor atau ekspor barang tertentu. Maka itu teori keunggulan mutlak bisa menghapus pembatasan perdagangan antar negara.

3. Keseimbangan Neraca Perdagangan

Adam Smith berasumsi bahwa ekspor harus sama dengan impor. Asumsi ini berarti bahwa kita tidak dapat memiliki ketidakseimbangan perdagangan, defisit atau surplus perdagangan. Perdagangan yang tidak seimbang akan terjadi ketika ekspor lebih tinggi dari impor atau sebaliknya.

4. Skala Pengembalian Konstan

Adam Smith mengasumsikan bahwa kita akan mendapatkan pengembalian yang konstan sebagai skala produksi, yang berarti tidak ada skala ekonomis. Misalnya, jika dibutuhkan 2 jam untuk membuat satu roti di negara A, maka harus 4 jam untuk menghasilkan dua roti. Akibatnya, akan dibutuhkan 8 jam untuk menghasilkan empat potong roti.

Kesimpulan

Meski saat ini tidak ada negara yang berani menerapkan teori keunggulan mutlak, tapi teori ini tetap menjadi bahan pelajaran dalam disiplin ilmu ekonomi. Hal ini karena teori keunggulan mutlak masih bisa dijadikan teori pembanding yang masih relevan dan terukur.

Selain itu, teori ini masih terus dipelajari karena pengaruh Adam Smith yang disebut sebagai Bapak Ilmu Ekonomi Modern. Semua teroi ekonomi yang lahir setelah Adam Smith, selalu merujuk pada teori-teori yang diciptakan Adam Smith. Apakah itu teori yang menentang teori Smith, maupun teori yang mendukung.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Teori Keunggulan Mutlak Adam Smith"