Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pythagoras dari Samos: Filsuf Penyembah Kacang

Pythagoras Filsafat Yunani Kuno - Leon Manua - leonade.xyz
Sosok Pythagoras diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke 6 sebelu masehi. Tidak banyak juga informasi mengenai kehidupan Pythagoras mulai dari lahirnya hingga wafatnya. Orang-orang mengenalnya dengan panggilang Pythagoras dari Samos, tempat tinggalnya.

Identitas Pythagoras yang Tidak Jelas

Nama Pythagoras hingga kini dikenal dengan sebuah formula matematika bernama "Teorema Pythagoras" yang menjadi pelajaran diseluruh sekolah di dunia. Formula ini digunakan untuk mengetahui ukuran salah satu sisi dari segitiga siku-siku.

Ada anggapan bahwa Pythagoras sewaktu muda sering bergaul dengan orang-orang dari Babilonia dan Mesir sehingga mempengaruhi pemikirannya. Sosok Pythagoras menjadi agak semu karena hasil dari teori-teorinya tidak ditemukan dalam bentuk literatur, namun melalui orang-orang yang pernah belajar darinya.

Kepercayaan yang Aneh

Pythagoras dikenal menganut paham politeis seperti kebanyakan orang Yunani saat itu, ini juga mempengaruhi gaya hidup dan pemikirannya. Tidak heran sekolah yang ia dirikan saat ini dianggap sebagai aliran agama yang mengajarkan banyak hal yang tidak biasa dan tergolong aneh.

Kepercayaan yang dianut Pythagoras mengajarkan untuk melakukan pemujaan terhadap kacang, serta tidak boleh makan kacang. Pythagoras juga memperkenalkan konsep reinkarnasi dan transmigrasi jiwa, serta mengajarkan sebagian besar bertanggung jawab kepercayaan modern dalam numerologi (ilmu untuk mengetahui sifat manusia melalui angka-angka). Konsep ini kemudian kemudian dipopulerkan oleh Nostradamus.

Penggabungan antara kepercayaan dan pengetahuan tentang matematika dan geometri dalam pemikiran Pythagoras ini tergambar dari teori-teori yang dihasilkannya. Hal ini sebenarnya adalah lumrah pada jamannya. Kepercayaan Yunani, Mesir, dan Babilonia saat itu sangat ketat dijalankan penganutnya. Tapi perkembangan ilmu pengetahuan juga terus dilakukan sejalan dengan menjalankan ritual kepercayaan.

Angka Adalah Esensi Tertinggi dari Realitas

Menurut Pythagoras, sifat utama dari realitas adalah angka. Gagasan ini berkembang dari teorinya tentang musik, di mana ia membuktikan bahwa interval antara nada musik bisa dinyatakan sebagai rasio antara empat bilangan bulat pertama (angka satu hingga empat).

Karena bagian dari ajaran agama Pythagoras mengklaim bahwa musik memiliki kekuatan khusus atas jiwa, diresapi seperti itu ke dalam tatanan alam semesta, kepercayaan bahwa angka adalah sifat yang tertinggi dari realitas dengan cepat diikuti banyak orang.

Pythagoras dan pengikutnya menjalankan pola numerik tertentu yang disebut 'Tetractys of the decad'. Tetractys adalah diagram yang mewakili empat angka pertama dalam bentuk segitiga sepuluh titik. Ini tampak seperti struktur piramida dalam kebudayaan Mesir kuno.
Phytagorean Tetractys - leonade.xyz
Phytagorean Tetractys
Baik segitiga dan angka 10 (decad) menjadi obyek pemujaan bagi para Pythagorean (penganut ajaran kepercayaan dan filsafat Phytagoras). Dalam pemikiran Pythagoras, the angka 10 adalah angka yang sempurna karena itu terdiri dari jumlah dari empat bilangan bulat pertama, sebagai ditunjukkan dalam tetractys.

Bilangan bulat itu sendiri dianggap mewakili ide fundamental (angka 1 mewakili titik, angka 2 mewakili garis, angka 3 sebagai permukaan dan angka 4 sebagai solid). Diperkirakan ada sepuluh surgawi tubuh, yaitu lima planet, matahari, bulan, bumi dan 'counter-earth' yang misterius dan tidak terlihat (mungkin diciptakan untuk membuat angka selestial hingga sepuluh) semuanya berputar di sekitar api pusat.

Antara Bentuk Kepercayaan dan Matematika

Setelah kematian Pythagoras, sekolahnya pecah menjadi dua kubu. Kubu satu mempertahankan agama dan ajaran mistik, sementara kubu yang lain fokus pada wawasan matematika dan ilmiahnya. Kubu matematika terus percaya sifat dari semesta pada dasarnya harus bersifat aritmatika. Unit jumlah dan poin yang entah bagaimana dipikirkan sehingga memiliki dimensi spasial dan menjadi yang tertinggi konstituen benda.

Pemikiran ini kemudian dikritik oleh Parmenides dan Zeno. Pythagorean kosmogoni juga menemui masalah serius karena salah satu dari penemuan Pythagoras sendiri. Kritik untuk Pythagoras telah menunjukkan bagaimana rasio diagonal melalui persegi ke sisinya tidak bisa dinyatakan sebagai bilangan bulat.
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Pythagoras dari Samos: Filsuf Penyembah Kacang"