Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamarku Biaraku

Hai sahabat, sebenarnya saat ini agak tidak ada mood untuk menulis apalagi kualitas jaringan internet mobile entah kapan bisa membaik. yang pasti, cukup jaringan saja yang kurang baik, kamu jangan. Memasuki akhir tahun 2019 ini, ada banyak hal yang membuat saya kembali merenungkan banyak hal. Termasuk tentang hal yang kurang bermanfaat seperti mencari jawaban atas pertanyaan "kapan nikah?"

Selama tahun 2019 ini saya banyak mengalami perubahan drastis yang sebenarnya sudah lama dimulai tapi terpenuhi pada tahun ini. Contohnya, mengubah kamar tidur menjadi biara pribadi, hal ini pernah saya lakukan dulu saat masih mahasiswa. Kamar kos saya jadikan biara pribadi untuk mempelajari banyak hal.

Itulah hal yang sejauh ini bisa saya lakukan semenjak tidak lagi bekerja. Hal lain yang yang bisa saya capai pada tahun 2019 ini yaitu berhenti merokok. Sebelumnya, saya dan rokok adalah pasangan yang tidak bisa diceraikan. Tapi kini kita bercerai karena rokok mulai berselingkuh dengan kejamnya inflasi dan kenaikan cukai tembakau.
Oke, saya bahas dulu tentang kamar menjadi biara pribadi. Jadi, saat saya kuliah dulu, kamar kos saya adalah tempat saya menghabiskan sebagian besar waktu saya dalam sehari. Kamar berukuran tiga kali tiga meter itu sebenarnya lebih mirip kandang daripada kamar tidur.

Kondisinya berantakan. Buku di mana-mana, plastik bungkus mie instan bertebaran, dan laptop serta jaringan internet yang on 24 jam. Jaman itu kecepatan internet belum seperti saat ini, saya menggunakan jaringan Telkom Flexy yang harganya relatif murah. Hal-hal itu menjadikan kamar kos ini sebuah tempat yang nyaman untuk bertapa.

Btw, yang saya maksud dengan bertapa adalah kegiatan seperti membaca, menonton, mendengar musik, berdoa, dan lainnya yang saya lakukan dengan cara menyendiri. Nah, demikian juga dengan kamar tidurku di rumah sendiri yang saya jadikan tempat untuk bertapa atau saya namakan biara pribadi, hehehe.

Meski memang kurang nyaman saat siang hari, tapi saat malam hari sangat menunjang aktivitas saya. Dari biara pribadi inilah saya kemudian banyak mengambil keputusan penting yang merupakan hasil perenungan dan pembelajaran selama berbulan-bulan.

Salah satunya adalah keputusan saya untuk berhenti merokok. Memang bukan hal yang mudah untuk berhenti merokok, tapi semua hal yang sulit dilakukan adalah hal yang patut dicoba, apalagi untuk kebaikan alam semesta. Saya berhenti merokok karena satu alasan penting, MEMBOSANKAN.

Keputusan yang paling penting yang saya lakukan adalah meninggalkan paham tradisional yang saya anut berbaur dengan kekristenan. Dalam perenungan panjang, akhirnya saya memutuskan untuk kembali kepada kekristenan yang hakiki seperti yang sebelumnya saya pegang teguh.

Sejak tahun 2010 saat KKN di desa Kiawa, saya banyak mempelajari tentang adat, budaya, dan sistem kepercayaan lokal. Sejak saat itu saya menjadi tertarik dengan sistem kepercayaan lokal yang kemudian dibaurkan dengan kekristenan. Singkat cerita, sejak tahun 2011 saya menjalankan kepercayaan lokal secara terbuka.

Tahun 2018 lalu, saya banyak mempelajari kembali kepercayaan lokal itu dari sumber-sumber yang sebelumnya sudah saya temui. Saya juga kembali mempelajari kekristenan, terutama hal-hal baru yang belum pernah saya pelajari. Pada satu kesempatan, akhirnya saya memutuskan untuk kembali memeluk kekristenan dengan satu alasan. Yaitu, kepastian dalam kekekalan.

Itu hanya beberapa hal yang saya capai selama tahun 2019 ini. Dampak dari semua itu, saya menjadi pengangguran tulen yang tidak punya pendapatan tetap. Tapi saya tetap bersyukur, meski begitu saya punya kepastian dalam kekekalan.

Terima kasih sudah membaca tulisan yang tidak penting ini. Saya harap sahabat semua hanya membaca hal yang penting saja, agar lebih bijaksana dan cerdas dalam menjadi manusia yang siap memanusiakan manusia lain.


Salam,
Leon Manua
Leon Manua
Leon Manua Mata yang tak pernah kau tatap secara nyata

Posting Komentar untuk "Kamarku Biaraku"